Sabtu, 19 April 2008

DPRD NTT Tuding Pertamina Bohong

KUPANG, DEMOS NTT - Kalangan DPRD NTT menilai, Pertamina Cabang Kupang telah membohongi rakyat terkait kelangkaan minyak tanah di daerah itu yang sudah berlangsung sekitar satu bulan terakhir. "Seharusnya Pertamina menyampaikan secara jujur kondisi stok bahan bakar minyak tanah, agar masyarakat tidak panik," kata anggota DPRD NTT Viktor Mado Wutun, Adrianus Ndu Ufi, Cendana Abubakar dan Vincen Patah di Kupang, Jumat. Empat anggota DPRD ini dihubungi secara terpisah terkait pernyataan Pertamina Cabang Kupang bahwa stok minyak tanah saat ini aman dan distribusi ke pangkalan-pangkalan berlangsung normal. "Kelangkaan bahan bakar minyak tanah di Kupang saat ini sebagai akibat dari kepanikan masyarakat secara berlebihan setelah membaca dan mendengar pemberitaan di media tentang kelangkaan minyak tanah di daerah lain," kata Wira Penjualan Pertamina Cabang Kupang, Ahmad Hambali. "Pasokan minyak tanah berjalan normal, kalau ada kelangkaan sebenarnya karena masyarakat panik dengan pemberitaan di media tentang kelangkaan BBM minyak tanah di provinsi lain," kata Hambali. Menurut dia, setiap hari Depo Pertamina mensuplai 70-80 ribu liter minyak tanah ke lima agen yang tersebar di wilayah Kota Kupang. Para agen kemudian memasok ke pangkalan-pangkalan minyak tanah sesuai dengan kesepakatan antara agen dan pangkalan. Bahkan akhir pekan lalu, Pertamina menambah pasokan ke pasaran sebanyak 25 ribu liter. Pasokan ini untuk merendam gejolak kelangkaan minyak tanah di Kota Kupang. "Artinya suplai normal bahkan sudah ada penambahan suplai ke pasaran, tetapi tampaknya masyarakat masih saja tetap panik," tambahnya. Menurut Mado Wutun, pernyataan Pertamina itu sangat kontras dengan fakta yang terjadi di lapangan, karena di hampir semua sudut kota terlihat antrian panjang hanya untuk mendapat jatah lima liter minyak tanah. "Bahkan dari hasil pemantauan, ada warga yang sudah berhari-hari menunggu giliran untuk mendapatkan minyak tanah," katanya. Sementara di sejumlah warung, para pedang menjual minyak tanah dengan harga berkisar Rp5.000-Rp6.000 per liter. "Ini fakta yang terjadi di lapangan selama beberapa pekan terakhir," katanya seraya menambahkan, jika Pertamina memiliki stok cukup harus ada tambahan suplai ke pasaran untuk menghilangkan kesan di masyarakat bahwa tidak ada kelangkaan minyak tanah sehingga masyarakat tidak perlu panik. (ANT)

Tidak ada komentar: