Sabtu, 10 April 2010

65 Tahun Merdeka Masyarakat Perbatasan Baru Nikmati Listrik

Atambua, NTT Online - Sudah 65 tahun (1945-2010) merdeka Sebagian masyarakat di Perbatasan Indonesia-Timor Leste hanya menikmati penerangan listrik selama 12 jam atau hanya pada malam hari, hal ini disebabkan karena keterbatasan jaringan dan daya.
"Masyarakat yang tinggal di perbatasan RI-RDTL sudah terlayani penerangan listrik sampai di tingkat kecamatan meskipun hanya 12 jam atau pada malam hari, sementara di desa yang berbatasan langsung dengan RDTL baru di wilayah pintu masuk Mutaain yang sudah terlayani karena keterbatasan jaringan dan daya" kata Kepala PLN Cabang Atambua, Didakus Tupen ketika ditemui di ruang kerjanya, jumat (9/4).
Menurut penjelasan Didakus wilayah perbatasan yang sudah terlayani penerangan listrik sampai di tingkat kecamatan adalah wilayah Turiskain kecamatan Haekesak, wilayah kecamatan Lakmanen dan wilayah kecamatan Kobalima.
Kedepan agar penerangan listrik mampu menjangkau seluruh desa di wilayah perbatasan, Didakus menjelaskan PLN Atambua akan menambah mesin/daya di masing-masing sub ranting PLN di kecamatan perbatasan dan akan di interkoneksi dengan PLTD Atambua sehingga dapat listrik menyala 24 jam. "Kita akan menambah mesin/daya di PLN sub ranting Haekesak dan Lakmanen, sementara wilayah Kobalima akan dikoneksikan dengan PLTD Betun sehingga desa-desa di perbatasan dapat menikmati penerangan listrik" katanya.
"Sub ranting di wilayah batas juga akan di interkoneksi dengan PLTD Atambua sehingga listrik dapat menyala 24 jam" tambahnya
Sebelumnya diberitakan, untuk mengatasi ketiadaan dan krisis listrik di wilayah perbatasan khususnya di Kabupaten Belu dan TTU, Pemerintah Pusat membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap di Atapupu Kabupaten Belu. Pembangunan PLTU di Atapupu Kabupaten Belu yang saat ini kondisi pembangunannya baru 40 persen ditargetkan selesai dan mulai beroperasi pada Agustus 2011.(*)

Tidak ada komentar: