Minggu, 11 April 2010

Mimpi Dirut Bank NTT ...

Laporan Julianus Akoit
pos kupang/frans krowin
Dirut Bank NTT, Daniel Tagudedo
Sabtu, 10 April 2010 | 07:44 WIB

DIREKTUR Utama (DIRUT) Bank NTT, Daniel Tagu Dedo, S.E, terkagum-kagum ketika melihat hasil panen kacang tanah varietas Garuda 2 di Desa Bijeli. Pasalnya, panenan kacang tanah varietas Garuda 2 itu mencapai 3,80 ton/ha, melampaui hasil panen nasional yang rata-rata cuma mencapai 2,50 ton/ha. Bahkan di beberapa desa mencapai 4 - 5 ton/ha.
"Saya bermimpi, suatu hari kelak harus didirikan sebuah pabrik kacang tanah di Kabupaten TTU atau juga di tempat lain di NTT. Dan, Bank NTT sudah siap untuk merealisasikan mimpi itu. Sekarang tinggal kerja keras para petani untuk membantu Bank NTT merealisasikan mimpi itu," kata Tagu Dedo, ketika diberi kesempatan memberikan sambutan saat panen perdana kacang tanah varietas garuda 2 di Desa Bijeli, Kecamatan Noemuti, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Kamis (8/4/2010) siang.
Untuk merealisasikan mimpi itu, demikian Tagu Dedo, di beberapa kecamatan di TTU, Bank NTT sudah didirikan Unit Pelayanan (UPL) Mikro. 
"UPL Mikro ini didirikan dengan asumsi bank harus masuk ke ladang dan sawah milik petani. Atau kerennya jemput bola. Bank NTT siapkan kredit dengan syarat mudah bagi petani yang membutuhkan modal usaha untuk menggarap lahan atau memasarkan hasil pertaniannya seperti kacang garuda ini. Bahkan Bank NTT membeli hasil pertanian itu secara cash dari petani dengan harga yang bersaing," katanya berpromosi.
Penjelasan serupa juga disampaikan Kepala Kantor Cabang Bank NTT Kefamenanu, Johanes Tadoe. Dia mengatakan, Bank NTT sudah terlibat langsung dalam usaha pengembangan agribisnis kacang tanah  varietas garuda,  di Kabupaten TTU sejak tahun 2007 lalu. 
Saat itu Bank NTT bersama Care International Kefamenanu melalui program Nekaf Mese Project telah mengembangkan kacang tanah garuda bersama PT. Bina Mekar Tani (BMT) Garuda Food. 
"Hasilnya menggembirakan. Bulan Agustus 2009 lalu perusahaan ini mengirim satu kontainer kacang garuda ke pabrik PT. Garuda di Pati, Jawa Tengah," jelas Tadoe.
Namun, lanjut Tadoe, usai pengiriman kacang tanah itu ke pabrik, program Nekaf Mese dari Care International berakhir. Terjadi kevakuman kegiatan di lapangan. Semua kegiatan terhenti.
Untuk menyelamatkan aset dan melanjutkan program itu, katanya, Bank NTT bersurat kepada Bupati TTU agar aset dan program pengembangan agribisnis dengan komoditi unggulan kacang garuda itu dilanjutkan dan Bank NTT siap untuk itu.
"Bak gayung bersambut, tawaran itu disambut baik oleh Bupati TTU. Maka dimulailah penangkaran bibit di kacang garuda 2 di Noemuti. Hasil panen bibit itu dibagi-bagikan kepada para petani kacang untuk dikembangkan. Hasilnya 40 hektar lahan kacang tanah yang tersebar di  5 desa/kelurahan di Noemuti dipanen dengan hasil yang sangat menggembirakan," tukasnya.
Camat  Noemuti, Dra. Erny Ukat, kepada para wartawan mengatakan, ia akan menjadikan Kecamatan Noemuti sebagai sentra pengembangan kacang tanah varietas Garuda 2 di Kabupaten TTU.
"Tahun depan kami akan mengembangkan kacang tanah varietas ini pada lahan seluas 250 hektar. Ini target minimal karena para petani di Noemuti sudah terbuka mata dengan hasil yang melimpah ini," ujar Ny. Ukat.
Ia berharap PT. BMT Garuda Food dan Bank NTT terus melakukan pendampingan terhadap para petani.
"Kelak kacang tanah akan menjadi komoditas unggulan agribisnis yang menjanjikan. Saya dan para petani sudah melihat potensi yang menjanjikan itu," katanya optimis.
Frans Tangur, pendamping teknis budidaya kacang varietas Garuda 2 yang dimintai komentarnya, mengatakan tanah di TTU sangat cocok untuk pengembangan kacang garuda.
"Bayangkan saja, satu pohon kacang tanah terdapat 200 lebih polong kacangnya. Ini hasil yang luar biasa. Secara nasional, rata-rata cuma 130-an polong kacang. Tapi di TTU bisa mencapai 200 lebih polong kacang," katanya gembira, didampingi dua petugas PPL, Maximus Tuke dan Melky Taek.
Ia mengatakan, budidaya kacang varietas Garuda 2 di TTU, akan dimulai dari Kecamatan Noemuti. Ia juga menginginkan kelak semua lahan tidur di Noemuti akan 'disulap' menjadi lahan kacang tanah. 
"Tahun depan kami bertekad mengembangkan kacang tanah varietas Garuda 2 pada lahan seluas 250 hektar. Tahun berikutnya tambah lagi menjadi 500 hektar dan seterusnya," katanya optimis. (*)

Tak Ada yang Mustahil

SENIOR
Supervisor PT. BMT Garuda Food, Gunawan, mengatakan, tidak ada yang mustahil dari mimpi itu.
"Sukses dimulai dengan keberanian untuk bermimpi. Untuk merealisasikan mimpi, diwujudkan dengan kerja keras dan sungguh-sungguh. Berapa pun hasil panen kacang tanah dari NTT, Garuda Food siap membeli dari petani. Tentunya kualitas kacang itu harus terus dipertahankan dan ditingkatkan," ujarnya.
Gunawan mengaku secara terus terang, sampai saat ini pihaknya masih mengimpor kacang tanah dari India.
"Tentunya ongkos mendatangkan kacang dari India itu sangat mahal. Padahal di Indonesia, terlebih di NTB dan NTT, lahannya subur dan sangat cocok untuk pengembangan kacang tanah varietas Garuda 2," ujarnya.
Jadi, lanjut Gunawan, petani kacang tidak usah takut dan khawatir. PT PT. BMT Garuda Food, akan membeli semua hasil dari petani. "Kami siap memborong semua hasil panen kacang itu. Tiap hari kami butuh 20 ton kacang polong basah dan 200 ton kacang biji kering. Apakah produksi dalam negeri memenuhi permintaan kami ini?" tukas Gunawan menantang para petani. (*)

Tidak ada komentar: